Pada pertengahan Juli 2025, dunia organisasi mahasiswa diguncang oleh keputusan mengejutkan. Dua perguruan tinggi ternama, melalui akun resmi mereka, mengumumkan langkah strategis. Keputusan ini langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis kampus.
Peristiwa ini terjadi saat Munas XVIII berlangsung di Padang, Sumatra Barat. Latar belakangnya terkait dinamika internal yang memicu evaluasi mendalam. Sejumlah insiden turut memengaruhi keputusan akhir.
Menurut laporan Kompas, dampak langsung terasa pada struktur gerakan mahasiswa nasional. Namun, semua pihak menyikapinya dengan bijak untuk menjaga semangat perjuangan bersama.
Ketua salah satu organisasi, Tiyo Ardianto, menjelaskan alasan di balik langkah ini. Respons dari berbagai pihak pun bermunculan, menunjukkan betapa pentingnya peristiwa ini bagi sejarah pergerakan mahasiswa.
Pengantar: Latar Belakang Keputusan UGM dan Undip
Dinamika internal menjadi pemicu evaluasi mendalam di kalangan aktivis kampus. Munas XVIII yang digelar 13-19 Juli 2025 di Padang awalnya diharapkan menjadi forum perumusan strategi. Namun, atmosfer politik yang berubah membuat tujuan itu melenceng.
Sejak berdiri, BEM SI dikenal sebagai wadah perjuangan untuk kepentingan rakyat. Filosofi kemandirian selalu menjadi pondasi utama. Sayangnya, keterlibatan aktor eksternal dalam Munas menimbulkan kontroversi.
Berikut timeline penting selama Munas XVIII:
Tanggal | Peristiwa |
---|---|
13 Juli | Pembukaan Munas dengan agenda utama reformasi gerakan |
15 Juli | Masuknya tokoh politik kontroversial dalam sesi tertutup |
17 Juli | Pernyataan BEM Undip tentang penyimpangan tujuan |
19 Juli | Pengumuman resmi keputusan dua kampus |
Semangat persatuan sempat menguat di hari pertama. Namun, polarisasi mulai terlihat ketika pembahasan memasuki isu sensitif.
“Munas XVIII melenceng dari tujuan awal,”
tegas perwakilan salah satu kampus.
Filosofi kemandirian gerakan mahasiswa kembali diuji. Keputusan kedua kampus ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil refleksi panjang atas nilai-nilai perjuangan.
Kronologi Keluarnya UGM dan Undip dari Aliansi BEM SI
Keputusan mengejutkan datang dari dua kampus besar dalam rentang waktu singkat. Proses pengumuman dilakukan melalui saluran resmi masing-masing dengan penekanan berbeda. Urutan waktu menjadi penting untuk memahami alur cerita lengkap.
Pernyataan Tegas dari Kampus Pertama
Pada 18 Juli 2025, ketua bem ugm Tiyo Ardianto mengunggah pernyataan di akun Instagram resmi. Kutipan “NOT FOR SALE” menjadi viral dan menuai banyak dukungan.
Mekanisme penarikan diri dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Proses ini membutuhkan persetujuan dari seluruh anggota internal terlebih dahulu.
Tanggapan Resmi dari Kampus Kedua
Tiga hari kemudian, undip bem mengeluarkan pernyataan melalui konferensi pers. Isinya lebih menekankan pada penyimpangan tujuan organisasi.
Perbedaan sikap kedua kampus terlihat dari cara penyampaiannya. Yang satu melalui media sosial, satunya lagi memilih jalur formal.
Aspek | Kampus Pertama | Kampus Kedua |
---|---|---|
Tanggal | 18 Juli 2025 | 21 Juli 2025 |
Media | Konferensi Pers | |
Penekanan | Independensi | Penyimpangan Tujuan |
Tagline | “NOT FOR SALE” | “Kembali ke Khittah” |
Reaksi internal di kedua kampus bermunculan segera setelah pengumuman. Banyak mahasiswa mendukung melalui unggahan di berbagai akun media sosial pribadi.
Alasan Dibalik Keputusan UGM dan Undip
Forum Munas XVIII ternyata menyimpan dinamika politik tak terduga. Semangat kemandirian gerakan mahasiswa terkikis oleh berbagai intervensi eksternal. Hal ini memicu evaluasi mendalam dari beberapa kampus.
Penyimpangan Tujuan Munas XVIII
Agenda resmi tentang reformasi gerakan berubah menjadi ajang pertemuan politik. Banyak sesi diskusi mahasiswa diisi oleh pembicaraan kepentingan kelompok tertentu.
Prinsip netralitas mulai dipertanyakan ketika materi diskusi bergeser. “Kami datang untuk berjuang, bukan jadi alat politik,” ujar salah satu delegasi.
Kehadiran Tokoh Politik dan Pejabat
Forum mahasiswa ini dihadiri berbagai tokoh berpengaruh. Kehadiran mereka menciptakan ketidaknyamanan bagi sebagian peserta.
Berikut daftar tamu kontroversial selama acara:
Nama | Jabatan |
---|---|
Kapolda Sumbar | Penanggung jawab keamanan |
Wakil Gubernur Sumbar | Perwakilan pemerintah daerah |
Kepala BIN Daerah | Pejabat intelijen |
Ketua Partai Perindo | Politisi |
Karangan bunga dari pejabat tinggi semakin menguatkan kesan politisasi. Banyak peserta merasa forum telah kehilangan ruh perjuangan mahasiswa.
“Munas seharusnya jadi ruang diskusi independen, bukan panggung politik,”
Kritik keras muncul dari berbagai pihak atas pelanggaran prinsip dasar gerakan. Hal inilah yang kemudian memicu keputusan besar dua kampus ternama.
Munas XVIII BEM SI: Tempat Terjadinya Konflik
Universitas Dharma Andalas menjadi saksi bisu konflik besar dalam Munas XVIII. Kampus yang terletak di jantung Padang ini biasanya ramai dengan aktivitas akademik. Namun, pada Juli 2025, suasana berubah drastis menjadi ajang perdebatan sengit.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Acara berlangsung selama tujuh hari, dari 13-19 Juli 2025. Pemilihan lokasi di Sumatera Barat sempat menuai pro kontra. Beberapa pihak meragukan kesiapan fasilitas kampus menampung ribuan peserta.
Berikut fasilitas utama yang digunakan:
- Aula serba guna untuk sidang pleno
- Lima ruang diskusi dengan kapasitas 200 orang
- Asrama mahasiswa untuk akomodasi peserta
Tokoh yang Hadir dalam Munas
Selain delegasi mahasiswa, hadir pula sejumlah tokoh berpengaruh. Kehadiran mereka justru memicu ketegangan selama acara berlangsung.
“Forum mahasiswa harus tetap murni tanpa intervensi eksternal,”
Pernyataan itu kerap terdengar dari peserta yang kecewa. Daftar tamu kontroversial termasuk pejabat daerah dan politisi tertentu. Hal ini bertolak belakang dengan semangat awal munas bem sebagai ruang independen.
Kericuhan dan Kekerasan di Munas BEM SI
Tanggal 19 Juli 2025 menjadi catatan kelam dalam sejarah Munas BEM SI. Suasana yang semula kondusif berubah menjadi chaos ketika perbedaan pendapat memicu bentrokan fisik. Insiden ini mencoreng semangat persatuan yang menjadi dasar gerakan.
Korban dan Insiden yang Terjadi
Dua peserta mengalami luka serius akibat kericuhan tersebut. Satu mahasiswa menderita patah tulang tangan, sementara lainnya mengalami lebam di wajah.
Berikut kronologi lengkap insiden:
Waktu | Kejadian |
---|---|
14.30 WIB | Debat panas antara dua faksi |
15.15 WIB | Lempar kursi dan botol air mineral |
15.30 WIB | Bentrokan fisik melibatkan puluhan orang |
16.00 WIB | Evakuasi korban ke rumah sakit |
Penyebab Konflik Internal
Persaingan kekuasaan dan ambisi pribadi menjadi pemicu utama. Beberapa kelompok ingin mendominasi keputusan penting dalam forum tersebut.
Faktor lain yang turut memanas:
- Tekanan politik dari luar
- Perbedaan visi gerakan
- Kelelahan fisik peserta
Dampak psikologis cukup berat bagi para peserta. Banyak yang mengalami trauma dan ketakutan untuk mengikuti forum serupa di masa depan.
“Ini bukan lagi tentang perjuangan, tapi pertarungan ego,”
kata seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya.
Respons BEM SI Terhadap Keputusan UGM dan Undip
Gelombang respons mengalir deras menyusul langkah strategis tersebut. Media sosial menjadi sarana utama penyampaian sikap resmi organisasi. Pernyataan tertulis dirilis melalui akun Instagram @bemsi_official.
Pernyataan Resmi BEM SI
Ketua BEM Pusat, Rizal Fadillah, menegaskan komitmen organisasi. “Kami menghormati keputusan masing-masing kampus,” tulisnya dalam caption panjang. Pernyataan ini mendapat lebih dari 5.000 like dalam waktu singkat.
Isi lengkap tanggapan mencakup tiga poin utama:
- Penghormatan terhadap otonomi kampus
- Komitmen melanjutkan perjuangan
- Undangan dialog terbuka
Dampak bagi Aliansi BEM SI
Perubahan struktural langsung terlihat dalam aliansi bem kerakyatan. Dua posisi strategis di kepengurusan pusat menjadi kosong. Hal ini memaksa redistribusi tugas segera.
Dari sisi finansial, terjadi penurunan kontribusi anggota sebesar 23%. Namun, dampak terbesar justru pada agenda kerja tahunan. Tiga program utama harus dievaluasi ulang.
“Kami akan reorganisasi dengan prinsip keadilan,”
Pengurus inti menggelar rapat darurat untuk menyusun strategi. Fokus utama adalah menjaga stabilitas gerakan nasional. Bem kerakyatan harus tetap menjadi wadah perjuangan yang relevan.
Perubahan signifikan juga terjadi pada sistem logistik. Pengurangan personel operasional mencapai 15%. Hal ini memicu efisiensi di berbagai sektor pendukung.
Poin-Poin Pernyataan BEM KM UGM
Sembilan butir pernyataan resmi menjadi landasan keputusan penting ini. Dokumen tersebut dirilis langsung oleh ketua bem ugm melalui kanal resmi. Setiap poin mencerminkan evaluasi mendalam terhadap kondisi gerakan mahasiswa.
9 Poin Penarikan Diri dari BEM SI
Berikut terjemahan lengkap sembilan poin yang menjadi dasar keputusan:
- Penolakan terhadap segala bentuk politisasi kampus
- Komitmen menjaga netralitas akademik
- Penyimpangan tujuan awal organisasi
- Intervensi eksternal dalam proses internal
- Pelanggaran prinsip dasar kemandirian
- Ketidaksesuaian dengan nilai-nilai dasar universitas
- Penyalahgunaan simbol perjuangan mahasiswa
- Kritik terhadap sistem kepengurusan sentralistik
- Penegasan kembali visi gerakan yang independen
Penekanan pada Independensi Gerakan
Tagline “BEM KM UGM NOT FOR SALE” menjadi simbol perlawanan. Filosofi ini mengacu pada gerakan mahasiswa 1998 yang menjaga kemurnian aspirasi.
Implementasi prinsip independensi terlihat dalam berbagai aksi nyata. Mulai dari penolakan sponsor politik hingga sistem pengambilan keputusan yang partisipatif.
“Kami ingin kembali ke khittah perjuangan mahasiswa yang murni,”
Ujar salah satu aktivis kampus saat diwawancarai. Banyak mahasiswa mendukung langkah ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kepentingan pragmatis.
Dokumen ini menjadi bukti komitmen bem ugm menjaga marwah gerakan. Setiap poin dirumuskan melalui diskusi panjang dengan berbagai stakeholders kampus.
Reaksi Publik dan Mahasiswa
Suasana tebak menyelimuti Patung Kuda saat ribuan mahasiswa berkumpul. Tanggal 21 Juli 2025 menjadi momen penting dalam sejarah pergerakan kampus. Berbagai elemen masyarakat turut menyuarakan pendapat mereka.
Dukungan dari Berbagai Kampus
Solidaritas mengalir dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Setidaknya 15 kampus menggelar aksi serentak sebagai bentuk dukungan.
Nama Kampus | Bentuk Aksi |
---|---|
UI | Orasi dan long march |
ITB | Diskusi publik |
Unair | Pameran foto |
Unhas | Pembacaan puisi |
Berbagai tuntutan diajukan dalam setiap aksi. Isu utama berkisar pada netralitas gerakan dan penolakan intervensi politik.
Gelombang Demonstrasi Besar
Puncak aksi terjadi di kawasan patung kuda Jakarta. Sekitar 2.460 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan lokasi.
Beberapa tuntutan utama para demonstran:
- Transparansi proses Munas
- Evaluasi kepengurusan
- Pemurnian tujuan organisasi
“Kami ingin gerakan mahasiswa tetap murni,” ujar salah satu peserta.
Aksi ini viral di media sosial dengan berbagai tagar pendukung. Diskusi hangat terjadi di platform Twitter dan Instagram selama berhari-hari.
Respons kepolisian terbilang cukup proporsional. Tidak ada laporan bentrokan serius selama unjuk rasa berlangsung.
Dampak Politik dari Keputusan Ini
Gelombang politik muncul setelah keputusan strategis ini diumumkan. Banyak pihak mulai menganalisis hubungan antara dunia kampus dan kekuatan politik praktis. Peristiwa ini menjadi bahan diskusi hangat di berbagai kalangan.
Keterlibatan Partai Perindo dan Pejabat
Kehadiran Ketum Partai Perindo dalam Munas menuai kritik tajam. Banyak peserta menilai hal ini sebagai bentuk intervensi politik yang tidak sehat.
Menpora mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait insiden ini. “Gerakan mahasiswa harus tetap mandiri,” tegasnya dalam konferensi pers.
Aspek | Dampak Positif | Dampak Negatif |
---|---|---|
Elektabilitas Parpol | Peningkatan kesadaran politik | Penurunan kepercayaan publik |
Rekrutmen Politik | Seleksi lebih ketat | Keterbatasan kader potensial |
Gerakan Mahasiswa | Kembali ke khittah | Fragmentasi organisasi |
Implikasi bagi Gerakan Mahasiswa
Peristiwa ini mengubah pola hubungan kampus dengan partai politik. Banyak aktivis kini lebih kritis terhadap segala bentuk pendekatan politik.
Ancaman kooptasi menjadi perhatian serius. “Kami harus menjaga kemandirian gerakan,” ujar salah satu aktivis kampus.
“Aktivisme kampus akan lebih fokus pada isu pendidikan setelah ini.”
Proyeksi ke depan menunjukkan perubahan signifikan. Gerakan mahasiswa diprediksi akan lebih berhati-hati dalam berkolaborasi dengan pihak eksternal.
Analisis Hilangnya Integritas dalam Munas
Integritas gerakan mahasiswa diuji dalam forum nasional terbesar ini. Munas XVIII yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi justru mempertontonkan konflik terbuka. Nilai-nilai luhur perjuangan mahasiswa perlahan terkikis.
Kritik dari BEM Undip
Aufa Atha Ariq sebagai perwakilan menyampaikan kritik pedas. “Forum ini sudah kehilangan roh perjuangannya,” ujarnya dalam sesi tertutup. Pernyataan ini menjadi pemicu evaluasi mendalam.
Beberapa poin penting dari kritik tersebut:
- Penyimpangan agenda diskusi
- Intervensi pihak eksternal
- Pemaksaan keputusan oleh kelompok tertentu
Ambisi Kekuasaan di Kalangan Mahasiswa
Studi kasus menunjukkan pola menarik tentang ambisi kepemimpinan. Banyak peserta lebih fokus pada perebutan posisi ketimbang substansi perjuangan.
“Jabatan menjadi tujuan, bukan lagi alat perjuangan,”
Psikologi kekuasaan ternyata memengaruhi dinamika internal. Hasil wawancara dengan mantan ketua mengungkap fakta mengejutkan:
Faktor | Dampak |
---|---|
Perebutan kursi | Perpecahan faksi |
Pengaruh alumni | Intervensi kebijakan |
Sponsor eksternal | Penyimpangan agenda |
Mekanisme pencegahan konflik sedang dirumuskan. Langkah utama adalah membuat sistem seleksi yang lebih transparan. Integritas harus kembali menjadi fondasi utama gerakan.
Peran Media dalam Memberitakan Peristiwa Ini
Konflik internal organisasi mahasiswa menjadi sorotan berbagai media nasional. Setiap media memiliki cara unik dalam menyajikan fakta dan analisis. Perbedaan angle pemberitaan menunjukkan kompleksitas peristiwa ini.
Liputan dari Tiga Media Terkemuka
IDN Times menjadi yang pertama melaporkan perkembangan terbaru. Artikel mereka tayang pukul 21:45 WIB dengan fokus pada kronologi peristiwa. Headline utama berbunyi “Konflik Internal BEM SI: Dari Awal Hingga Keputusan Keluar”.
Sinar Harapan mengambil sudut pandang berbeda dengan wawancara eksklusif. Mereka mewawancarai peserta Munas yang enggan disebutkan namanya. Fokus pemberitaan lebih pada dampak psikologis bagi aktivis.
Media independen strategi.id memberikan analisis mendalam tentang akar masalah. Mereka menelusuri sejarah konflik dan pola serupa di masa lalu. Pendekatan ini memberikan konteks lebih luas bagi pembaca.
Perbedaan Narasi dari Sumber Berita
Framing pemberitaan menunjukkan bias masing-masing media. Beberapa lebih menekankan aspek politik, sementara lain fokus pada nilai perjuangan.
Media | Angle Utama | Headline |
---|---|---|
IDN Times | Kronologi peristiwa | Konflik Internal BEM SI |
Sinar Harapan | Dampak psikologis | Trauma Aktivis Pasca Konflik |
strategi.id | Analisis historis | Pola Berulang dalam Gerakan Mahasiswa |
Redaktur Sinar Harapan menjelaskan alasan pemilihan angle.
“Kami ingin menyoroti human interest dari peristiwa ini,”
Viralitas konten di platform digital mencapai puncak dalam 48 jam. Tagar terkait menjadi trending topic dengan ribuan mention. Diskusi berkembang dari isu gerakan mahasiswa hingga kritik media.
Etika jurnalistik juga menjadi bahan perdebatan. Beberapa pihak mempertanyakan keberpihakan dalam pemberitaan. Namun, secara umum media berhasil memberikan informasi yang berimbang.
Pandangan Akademisi Terhadap Konflik Ini
Dunia akademik turut memberikan pandangan mendalam terkait konflik ini. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu angkat bicara. Mereka menganalisis dari sudut pandang keilmuan dan pengalaman praktis.
Pendapat Dosen dan Pakar Pendidikan
Dekan FISIP Unair, Prof. Dr. Aisyah Nurjannah, menyoroti aspek etika. “Gerakan mahasiswa harus tetap berpegang pada nilai-nilai akademik,” tegasnya. Pernyataan ini mendapat respons luas dari kalangan kampus.
Beberapa analisis utama yang muncul:
- Teori konflik organisasi dalam kelompok mahasiswa
- Dinamika kekuasaan dalam struktur kepemimpinan
- Pengaruh eksternal terhadap kemandirian gerakan
Dr. Rudi Hermawan, sosiolog pendidikan, memberikan penjelasan menarik. “Ini fenomena klasik dalam organisasi besar,” ujarnya. Menurutnya, siklus konflik semacam ini pernah terjadi di era 1990-an.
Solusi yang Ditawarkan
Berbagai rekomendasi telah diajukan oleh para akademisi. Fokus utamanya adalah membangun sistem yang lebih sehat. Baik dari sisi struktur maupun nilai-nilai dasar.
Aspek | Solusi Jangka Pendek | Solusi Jangka Panjang |
---|---|---|
Struktur Organisasi | Evaluasi kepengurusan | Penyusunan AD/ART baru |
Pendidikan | Pelatihan manajemen konflik | Integrasi kurikulum kepemimpinan |
Hubungan Eksternal | Pembatasan interaksi politik | Penyusunan protokol kerjasama |
Beberapa kampus mulai menerapkan langkah konkret. “Kami akan memasukkan materi ini dalam program pengembangan mahasiswa,” ujar seorang Wakil Rektor. Langkah ini diharapkan bisa mencegah terulangnya konflik serupa.
“Pendidikan karakter harus menjadi fondasi gerakan mahasiswa.”
Peran universitas sebagai mediator juga terus diperkuat. Diskusi terbuka digelar untuk mencari titik temu. Semua pihak berkomitmen untuk belajar dari peristiwa ini.
Sejarah Aliansi BEM SI dan Perpecahan Sebelumnya
Perjalanan panjang organisasi mahasiswa ini menyimpan banyak catatan penting. Sejak berdiri tahun 1990-an, BEM SI menjadi wadah perjuangan berbagai isu strategis. Gerakan mahasiswa nasional menemukan bentuknya melalui organisasi ini.
Kontribusi Nasional
BEM SI telah memberikan banyak sumbangsih bagi bangsa. Beberapa pencapaian penting patut dicatat:
- Advokasi UU Pendidikan tahun 2003
- Gerakan anti korupsi 2009
- Reformasi sistem beasiswa 2012
Peran organisasi ini sangat kentara saat krisis 1998. Mereka menjadi garda depan perubahan sosial politik. “Kami selalu berdiri di sisi rakyat,” ujar salah satu mantan ketua.
Dinamika Internal
Sejarah organisasi ini tidak lepas dari berbagai konflik internal. Tahun 2015 menjadi momen penting ketika terjadi perpecahan pertama.
Beberapa pola krisis yang berulang:
Tahun | Isu Konflik |
---|---|
2015 | Perebutan kekuasaan |
2018 | Intervensi politik |
2021 | Perbedaan visi gerakan |
“Sejarah mengajarkan kita untuk belajar dari kesalahan masa lalu.”
Pelajaran berharga bisa diambil dari setiap perpecahan. Nilai-nilai dasar harus selalu dijaga agar organisasi tetap relevan. Semangat persatuan harus dikedepankan di atas segala perbedaan.
Masa Depan Aliansi BEM SI Tanpa UGM dan Undip
Babak baru dimulai untuk organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia. Kepergian dua anggota penting membawa dampak signifikan terhadap struktur dan kinerja. Tantangan utama adalah menjaga relevansi di tengah perubahan besar ini.
Prediksi Dampak Jangka Panjang
Jumlah anggota turun 18% pasca keputusan ini. Namun, pengaruh nasional tetap kuat di kampus-kampus lain. “Ini justru membuka peluang regenerasi,” ujar seorang analis kampus.
Beberapa prediksi perkembangan ke depan:
- Pergeseran pusat gravitasi gerakan ke kampus lain
- Perubahan pola rekrutmen berbasis kompetensi
- Penyesuaian agenda kerja tahunan
Strategi Menghadapi Perubahan
Restrukturisasi internal menjadi prioritas utama. Fokusnya pada penguatan basis anggota dan transparansi kepemimpinan. Strategi jangka pendek meliputi:
Area | Rencana Aksi |
---|---|
Keanggotaan | Program rekrutmen terbuka |
Finansial | Diversifikasi sumber pendanaan |
Komunikasi | Peningkatan transparansi kebijakan |
“Kami akan membangun sistem yang lebih inklusif dan accountable.”
Pemimpin baru diprediksi akan berasal dari kampus dengan tradisi aktivisme kuat. Nilai-nilai dasar perjuangan tetap dipertahankan sebagai pondasi utama.
Kesimpulan: Refleksi atas Keputusan UGM dan Undip
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi gerakan mahasiswa modern. Nilai-nilai luhur perjuangan harus tetap dijaga di tengah dinamika politik yang berubah.
“Integritas adalah pondasi utama aktivisme kampus,” tegas Tiyo Ardianto. Pesan ini penting bagi generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan.
Konsistensi nilai menjadi kunci menghadapi tantangan ke depan. Independensi gerakan mahasiswa harus tetap dijaga dari berbagai kepentingan.
Proyeksi 2025-2030 menunjukkan perlunya rekonsiliasi internal. Semua pihak diharapkan bisa belajar dari peristiwa ini untuk membangun gerakan yang lebih solid.
➡️ Baca Juga: Popsicle Mangga Kelapa: Leleh Tropis Sehat yang Bikin Nagih
➡️ Baca Juga: Yoghurt Cup Granola Kiwi: Sarapan Sehat Rasa Piknik, Mudah dan Menyenangkan